Sudahkah Bunda
mengecek kondisi kesehatan pencernaan si kecil?
Di usia anak-anak, pencernaannya masih belum sempurna sehingga ia lebih rentan
mengalami gangguan. Oleh karena itu Bunda harus mewapadai terjadinya kondisi
ini.
Gangguan
pencernaan pada anak khususnya balita sebenarnya adalah hal yang umum terjadi.
Namun meski begitu, hal ini tetap saja membuat para orang tua merasa cemas dan
khawatir. Terutama bagi mereka yang baru pertama kali mengalami kondisi ini dan
belum mampu mengenali apa yang terjadi pada si kecil.
Tanda-Tanda
Kesehatan Pencernaan Anak Terganggu
Ketika merasa ada
sesuatu yang tidak nyaman pada perutnya, anak-anak cenderung akan rewel dan
menangis. Wajar memang, mengingat ia masih belum bisa memahami kondisinya
sendiri. Karena itu untuk mengetahui kondisi pencernaannya, Bunda bisa memperhatikan
tanda-tanda gangguan pencernaan anak berikut ini:
- Gumoh
Tanda pertama yang menunjukkan kesehatan sistem pencernaan terganggu adalah gumoh atau muntah.
Kondisi ini biasanya terjadi pada bayi usia 2 bulan dan akan hilang setelah
berusia 6-12 bulan. Gumoh terjadi karena kerongkongan dan lambung bayi yang
berukuran kecil tidak mampu menampung banyaknya makanan dan udara yang masuk.
Selama gumoh tidak berlebihan dan tidak menyebabkan masalah maka ini masih
normal.
- Menolak Makan
Saat si kecil menolak makanan yang Bunda berikan,
cari tahu apa alasannya. Karena bisa jadi hal ini disebabkan oleh pencernaan
anak yang sedang tidak sehat. Pasalnya ketika sistem pencernaan anak terganggu,
maka kerongkongan dan lidahnya akan terasa tidak enak sehingga nafsu makannya
hilang.
- Perut Kembung
Keadaan perut yang kembung juga bisa menjadi
pertanda bahwa pencernaan anak sedang terganggu. Ketika mengalami perut
kembung, anak-anak biasanya akan rewel, sering bersendawa dan kentut. Untuk
mengetahuinya, Bunda bisa mengetuk perut si kecil dengan perlahan. Jika
perutnya terasa keras atau seperti permukaan balon maka kemungkinan perutnya
kembung.
- Cegukan Terus Menerus
Ketika mengalami masalah pencernaan, anak mungkin
akan mengalami cegukan terus menerus. Hal ini karena saat kesehatan pencernaan anak mengalami
gangguan, jumlah zat asam di saluran pencernaan bisa meningkat. Jika kadar asam
berlebih, kandungan udara di perut akan bertambah hingga menyebabkan kram otot
dan kerongkongan dan mengakibatkan cegukan.
- Kolik
Kolik ditandai dengan perilaku anak yang rewel dan
menangis terus menerus secara berlebihan. Umumnya ini terjadi pada bayi yang
baru berusia beberapa minggu dan akan hilang saat bayi berusia 4 bulan. Ketika
mengalami kolik, bayi biasanya akan menangis hingga 3 jam lebih per harinya
selama 3 hari dalam satu minggu sepanjang 3 minggu berturut-turut.
- Sembelit
Jika si kecil tidak buang air besar setidaknya tiga
kali dalam seminggu, maka bisa dikatakan ia mengalami sembelit. Pada awalnya
anak mungkin terlihat baik-baik saja dan tidak rewel atau menangis. Akan tetapi
lama kelamaan perutnya terasa keras, nafsu makannya menghilang dan merasakan
sakit saat mengejan.
- Diare
Selama anak masih
mengonsumsi ASI, susu formula atau makanan semi padat, tekstur fesesnya akan
cenderung lunak. Hal ini terbilang wajar, namun jika si kecil terlalu sering
buang air besar, feses cair dan dalam jumlah banyak maka kemungkinan anak
mengalami diare. Gangguan kesehatan
saluran pencernaan ini bisa disebabkan oleh infeksi atau alergi makanan.
Cara Mengatasi
Gangguan Pencernaan Pada Anak
Tidak semua
gangguan pada pencernaan anak memerlukan penanganan dokter. Selama gangguan
tersebut normal dan tidak menyebabkan masalah pada tumbuh kembang anak maka
Bunda bisa mengatasinya sendiri. Berikut cara untuk mengatasi si kecil yang
sedang mengalami gangguan pencernaan:
- Pijat Lembut Perut Anak
Saat si kecil mengalami perut kembung, Bunda bisa
menanganinya dengan cara memijat perut si kecil secara perlahan. Ini bertujuan
untuk menghilangkan gas dan membuat perut anak terasa lebih baik. Selain itu,
Bunda juga bisa memijat punggung si kecil dengan posisinya yang menelungkup
atau menghadap bawah saat terletak di atas kasur atau di atas paha Bunda.
- Berikan Makanan Kaya Serat
Jika si kecil sembelit, Bunda bisa memberinya
makanan kaya serat yang baik untuk melancarkan saluran pencernaan anak.
Contohnya seperti buah apel, pir, sayuran hijau dan jus buah yang bisa membantu
menjaga kesehatan saluran pencernaan.
Namun tetap batasi jumlah asupannya agar tidak berlebihan dan menyebabkan anak
menjadi diare.
- Hindari Memberikan Jenis Makanan Tertentu
Jika si kecil mengalami diare, maka sebaiknya Bunda
tidak menyiapkan makanan yang dapat memburuk kondisinya. Misalnya seperti
makanan pedas, makanan yang tinggi serat, makanan bersantan, makanan berminyak
atau gorengan, susu dan produk olahan susu. Begitu juga si kecil mengalami
sembelit, hindari jenis makanan yang sulit untuk dicerna perut oleh perutnya.
- Atur Kembali Pola Makan Anak
Gangguan pencernaan yang dialami si kecil bisa saja
disebabkan oleh pola makan yang salah. Untuk itu Bunda bisa memperbaiki pola
makannya dengan mengatur jam makan, menyiapkan menu sehat dan membatasi makanan
rendah nutrisi. Dengan begitu, risiko anak terkena gangguan pencernaan akan
kecil.
- Pertimbangkan Untuk Mengganti Produk Susu
Apabila anak minum
susu formula, Bunda bisa mempertimbangkan mengganti produknya. Karena mungkin
saja salah satu kandungan yang terdapat pada susu tidak cocok dengan perut si
kecil. Untuk itu, Bunda bisa memilih susu formula yang kaya akan berbagai
nutrisi yang penting bagi tumbuh kembang anak tapi juga rendah akan kandungan
laktosa.
Jika Bunda merasa
gangguan kesehatan pencernaan yang
dialami si kecil cukup parah, lakukan pemeriksaan ke dokter untuk memastikan
kondisinya. Selain itu, jaga asupan makanannya dan pastikan ia mendapatkan
cukup cairan.