Tuesday, October 30, 2018

6 Hal yang Tanpa Disadari Jadi Penyebab Saluran Cerna Anak Susah BAB


Susah buang air besar atau BAB adalah masalah yang umum ditemui pada anak. Meskipun demikian, apabila anak susah BAB atau yang biasa disebut dengan konstipasi pastinya langsung membuat orang tua khawatir dan memikirkan bagaimana caranya agar BAB anak kembali lancar. Penyebab anak susah BAB pun beragam sehingga diperlukan penanganan yang tepat sasaran.
Konstipasi terjadi ketika kotoran atau tinja bergerak terlalu lambat melalui saluran pencernaan, menyebabkan tinja menjadi keras dan kering. Sebelum lebih lanjut membahas mengenai alasan susah BAB pada anak, ada beberapa ciri-ciri anak yang mengalami konstipasi antara lain berkurangnya frekuensi BAB pada anak dalam satu minggu, adanya rasa sakit saat buang air besar, dan sakit perut berkepanjangan. Selain itu, ciri lainnya adalah feses dengan diameter besar sehingga menghalangi jalan keluar kotoran.
Pada beberapa kasus ditemukan darah pada feses anak. Terlebih lagi, anak yang mengalami konstipasi setelah buang air besar akan timbul rasa tidak nyaman pada anak sehingga anak setelahnya akan mencoba menghindari waktu buang air besar karena takut akan terasa sakit.
Meskipun terdengar mengerikan, orang tua tetap tidak perlu khawatir karena konstipasi pada anak terjadi hanya sementara dan merupakan hal yang normal. Yang terpenting adalah mengetahui apa saja penyebabnya dan cara menanganinya. Yuk, simak penyebab anak susah BAB yang sering dilakukan tanpa disadari!
Menahan BAB
Ada kalanya anak sering enggan untuk BAB dan akhirnya cenderung menahannya. Misalnya, karena ia tidak nyaman menggunakan toilet umum dibandingkan menggunakan toilet rumah. Anak juga sering mengabaikan keinginan untuk buang air besar karena tidak ingin waktu bermainnya terpotong. Ingatkan anak untuk tidak mengacuhkan keinginannya untuk ke toilet.
Pola makan
Salah satu penyebab utama konstipasi pada anak adalah kurangnya serat dan cairan pada apa yang ia konsumsi. Serat ini biasanya ditemukan pada buah atau sayur, yang seringkali dihindari oleh anak-anak. Tidak mendapatkan cukup cairan juga dapat membuat feses menjadi lebih keras. Ajak ia untuk memakan lebih banyak buah dan sayur serta minum banyak air agar BABnya kembali lancar.
Beberapa makanan yang dapat memperlancar BAB di antaranya adalah aprikot, ubi jalar, pir, plum, persik, prem, kacang, kacang polong, brokoli atau bayam. Kurangi makanan yang justru dapat memicu konstipasi seperti pisang, saus apel, dan makanan bayi yang dikentalkan dengan tapioka. Apabila diizinkan oleh dokter anak Anda, ada kemungkinan untuk mengobati sembelit anak dengan obat pencahar.
Pengaruh obat
Beberapa obat atau suplemen dapat menyebabkan anak-anak mengalami konstipasi, termasuk suplemen zat besi dosis tinggi. Namun tidak perlu takut pada zat besi yang terkandung dalam susu formula bayi karena memiliki dosis yang lebih rendah dan tidak menyebabkan konstipasi.
Kurangnya aktivitas fisik
Anak-anak biasanya sangat aktif. Ia akan bergerak ke sana ke mari, seakan-akan energinya tidak ada habisnya. Namun ada beberapa kondisi ketika anak tidak banyak beraktivitas seperti terlalu lama bermain dengan gadget. Padahal, banyak bergerakan dan melakukan berbagai aktivitas akan membantu pergerakan makanan untuk melalui proses pencernaan. Karena itulah, dorong ia untuk bermain di luar paling sedikit 30-60 menit.
Riwayat konstipasi pada keluarga
Anak-anak yang memiliki anggota keluarga yang mengalami konstipasi lebih mempunyai kemungkinan lebih tinggi mengalami hal serupa. Hal ini mungkin terjadi dikarenakan faktor genetik atau lingkungan tempat tinggal bersama.
Perubahan rutinitas anak
Perubahan yang terjadi pada rutinitas sehari-hari anak ternyata juga dapat menjadi penyebab anak susah buang air besar. Misalnya ketika sedang pergi liburan dan jauh dari toilet yang biasa ia gunakan bisa membuat beberapa anak tidak ingin pergi ke kamar mandi. Selain itu, anak-anak juga biasanya akan merasakan konstipasi saat hari pertama mereka bersekolah dan jauh dari rumah.

Konstipasi pada anak biasanya tidak serius. Namun pada beberapa kasus, konstipasi kronis dapat menyebabkan komplikasi. Apabila terjadi 2-3 minggu dan berlanjut, segera bawa anak ke dokter terutama bila disertai dengan gejala lain seperti demam, muntah, ditemukannya darah di kursi tempat ia duduk, pembengkakan pada perut, turunnya berat badan, dan penonjolan usus yang keluar dari anus.  

No comments:

Post a Comment